Jilbab dan Wanita Muslimah

Tanggapan atas Situs IsaIslamdanKaumwanita.com 

Lagi Staff IDI membuat website baru yang sepertinya khusus membahas wanita. Tentu utamanya menyerang ajaran Islam soal wanita, serta mereka berusaha mengangkat ajaran Kristen soal wanita.

Pada kali ini Staff IDI membahas soal Jilbab Muslimah. yang Staff IDI sebut tidak penting, karena dalam Pandangan Kristen (yang jelas sesat) pakaian itu tidak penting, yang penting adalah iman. sebuah klaim yang sangat berani sekaligus menjustifikasi ajaran Islam.

baiklah seperti biasa saya akan mengkopas artikel Staff IDI secara utuh dari situsnya.
berikut Staff IDI menuliskan:

Jilbab Dan Wanita Solehah


jilbab
Pertama kali saya ke Aceh, saya sangat terkesan melihat wanita-wanita di Aceh.  Hampir seluruh wanita di Aceh memakai jilbab. Mereka terlihat sebagai wanita-wanita sholehah dan sangat agamawi.
Namun saya sangat terkejut ketika mengetahui alasan mereka memakai jilbab. “Takut kena razia polisi syariat jika tidak memakai jilbab” kata mereka. Bahkan sebagian dari mereka mengaku akan melepas jilbabnya, ketika berada di luar kota Aceh.

Asal Mula Jilbab

Sebenarnya apa yang menjadi alasan diwajibkannya wanita Muslim memakai jilbab? Inilah pendapat Al-Quran tentang hal itu.
“Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: “Supaya mereka menutup kepala dan badan mereka dengan jilbabnya supaya mereka dapat dikenal orang, maka tentulah mereka tidak diganggu (disakiti) oleh laki-laki yang jahat” (Qs. 73:59).
Hadist Shahih Muslim 26 No. 5397 menulis: “Isteri-isteri nabi kita biasanya pergi ke lapangan terbuka pada malam hari untuk memenuhi panggilan alam (buang air besar dan kecil) tanpa kerudung atau hijab. Umar bin Khattab pernah memergoki dan mempermalu Sauda, salah satu isteri Nabi Muhammad, ketika sedang buang air”
Jika pada saat itu, mereka memikirkan perihal sarana pembuangan hajat seperti toilet, mungkin ayat ini tidak akan pernah diturunkan.  Mengingat setiap manusia pasti akan membuang hajat, tidak hanya wanita.  Lalu, mengapa hanya wanita yang diwajibkan memakai jilbab?

Wanita Sholehah Menurut Allah

Selain karena takut razia polisi syariah seperti wanita-wanita di Aceh, alasan lain wanita Muslim memakai jilbab agar terlihat lebih agamawi. Bahkan beberapa pria Muslim mengatakan, hanya ingin menikahi wanita berjilbab karena mereka adalah wanita sholehah.
Jelas penampilan lahiriah tidak menjamin seorang beriman atau tidak. Wanita sholelah adalah wanita yang mempunyai hubungan baik dengan Allah. Bukan hanya sekedar memakai jilbab. Kitab suci Injil berkata,“Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu” (Injil, Surat 2 Timotius 3:5) Allah tidak menyukai penampilan lahiriah yang terkadang menipu.
Lalu wanita sholehah seperti apakah yang Allah kehendaki?  Simaklah ayat dalam Injil, Surat 1 Petrus 3:4-5,“Tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah . . . . . menaruh pengharapannya kepada Allah. . . . ”

Isa Al-Masih Sumber Keselamatan, Bukan Jilbab

Isa Al-Masih adalah sumber pengharapan. Keselamatan yang dicari wanita sholehah tidak dapat diusahakan dengan memakai busana yang kelihatan agamawi. Seorang wanita sholehah, memiliki hati yang lemah-lembut. Ia membawa ketenteraman dimanapun ia berada, sehingga menjadi perhiasan yang sangat berharga bagi Allah.  Inilah jilbab wanita sholehah yang sesungguhnya.
[Staf Isa dan Islam – Rindukah saudara memiliki perhiasan yang sangat berharga bagi Allah? Artikel tentangMembersihkan Kenajisan Hati dapat membantu saudara menemukannya.]


***********************************

Pembaca yang membaca pasti akan mengetahui bagaimana Staff IDI berusaha menciptakan persepsi soal Jilbab dalam Islam. persepsi tersebut tentu berupa kewajiban Jilbab bagi Muslimah seolah-olah menjadi momok yang menakutkan serta pemaksaan atas kaum wanita dalam Islam. dan selalu saja Staff IDI di seluruh tulisannya pasti akan berusaha menyudutkan Islam  dan mengangkat ajaran Sesat Kristen.

Jilbab bukan Memberatkan Wanita Tapi Melindungi dan Meninggikan Wanita

Staff IDI berusaha dalam hampir semua tulisan di atas menyerang konsep kewajiban berjilbab bagi wanita muslim (Muslimah) tanpa sedikitpun mengutip ajaran Alkitab. dan menyatakan seolah-olah Islam memaksa wanita untuk berjilbab. dan itu ditandai Staff IDI yang mengutip atau mengungkapkan beberapa pernyataan wanita muslim Aceh YANG KATANYA terpaksa berjilbab karena takut Razia.

Pemaparan di atas yang diungkapkan Staff IDI sama sekali tidak memiliki data apakah hal tersebut Benar atau  Staff IDI berdusta? siapa wanita yang mengatakan hal tersebut? apakah benar wanita muslimah?
Parameter terpaksa atau tidak terpaksa berjilbab seseorang bukan parameter sebuah aturan atau sebuah ajaran itu dinilai melecehkan atau memberatkan. akan tetapi dinilai dari ajaran itu sendiri,
apakah memberatkan atau justru meninggikan wanita itu sendiri.
Jilbab Memiliki makna tersendiri, Jilbab bisa disebut sebagai kain yang menutupi aurat. dengan berjilbab justru wanita dimuliakan dilindungi. Coba perhatikan atau bayangkan ada dua wanita dan satu berjilbab dan menutup rapat auratnya serta satunya lagi wanita yang buka-bukaan, manakah yang paling banyak menarik perhatian Pria?

Pria yang melihat wanita berjilbab akan tertarik karena wanita berjilbab cantik, anggun dan tertutup (terhormat), berbeda pria yang tertarik melihat wanita terbuka lebar auratnya melihatnya karena nafsu seksual itu sendiri.

Maka kita bisa menilai wanita berjilbab tak ubahnya wanita yang terhormat, terjaga kesuciannya. sementara wanita yang terbuka auratnnya tak ubahnya wanita murahan yang mempertontonkan auratnya dihadapan laki-laki yang bernafsu melihat tubuhnya.

Adalah pandangan yang sangat keliru sekali Staff IDI menyatakan jilbab itu memberatkan wanita. karena justru dengan berjilbab itu akan mengangkat harkat dan martabat wanita itu sendiri, dan menjadikan mereka terhormat dan terjaga kesuciannya.


Baik Al-Qur'an Maupun Alkitab Sama-Sama Mewajibkan Berjilbab


Satu hal yang selalu Staff IDI lakukan dalam setiap artikelnya dalam menyerang ajaran Islam, Staff IDI hanya menyerang Al-Qur'an atau Hadits atau ajaran Islam saja, sama sekali tidak mengutip ajaran Alkitab itu sendiri, yang juga berbicara soal yang sama.

seperti dalam artikel di atas, Staff IDI hanya menyerang Al-Qur'an dan Hadits soal kewajiban berjilbab, sementara Staff IDI tidak mengutip Alkitab yang ternyata mewajibakan berjilbab.  malah Staff IDI melakukan KEBOHONGAN PUBLIK mengatakan Jilbab tidak penting.

Menurut Al-Qur'an dan Hadits

surat An Nur: 31 :
“Katakanlah kepada wanita beriman, hendaklah mereka menahan pandangan mereka, memelihara kemaluan mereka dan jangan menampakkan perhiasan mereka kecuali apa yang biasa nampak. Hendaklah mereka menutupkan khimar mereka ke dada mereka; dan jangan menampakkan perhiasan mereka kecuali kepada suami mereka, ayah mereka, ayah suami mereka……”
Firman Alloh ta’ala dalam surat Al Ahzab ayat 59:
“Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu dan istri orang-orang beriman, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenal dan tidak diganggu orang. Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Telah cukup terang bagi kita akan kewajiban bagi seorang muslimah untuk menutup semua perhiasan. Tidak boleh sedikit pun perhiasan tadi ditampakkan di hadapan orang-orang ajnabi, yang bukan mahramnya, kecuali bagian yang biasa nampak tanpa mereka sengaja.
Pada surat An Nur Alloh ta’ala menjelaskan tentang hal-hal (maksudnya perhiasan) yang wajib disembunyikan dan yang boleh ditampakkan oleh kaum wanita di hadapan laki-laki asing, pada ayat yang lain Alloh memerintahkan kaum wanita agar ketika keluar rumah mereka menutup pakaian dan khimarnya dengan jilbab, karena dengan itu mereka akan lebih terutup dan lebih terhomat. (Al Ahzab: 59)
Tatkala ayat di atas turun, para wanita anshar pun bila keluar rumah seakan-akan si atas kepala mereka terdapat burung-burung gagak karena pakaian (jilbab hitam) yang mereka kenakan. (hadist riwayat Abu Dawud II:182)
Lalu seperti apakah seharusnya seorang muslimah berpakaian? Cukupkah dengan hanya berjilbab? Lalu seperti apakah jilbab yang sesuai tuntunan syari’at?
Jilbab adalah kain yang dikenakan kaum wanita untuk menutup tubuhnya di atas pakaian yang dia kenakan. Definisi ini adalah menurut pendapat yang paling benar (penjelasan jilbab oleh Al Hafizh Ibnu Hajar, kitab Fathu Al-Bari I:336). Pada hadist lain disebutkan,
“Rasulullah sholAllohu ‘alaihi wassalam memerintahkan kami keluar untuk shalat ‘idul fitr dan ‘idul adha, baik yang masih gadis yang sedang menginjak dewasa, wanita-wanita yang sedang haidh maupun wanita-wanita yang dipingit. Adapun wanita-wanita yang sedang haidh mereka tidak ikut mengerjakan shalat, namun mereka menyaksikan kebaikan dan dakwah kaum muslimin. Aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, salah seorang di antara kami ada yang tidak mempunyai jilbab. ‘Beliau menjawab, ‘Hendaklah saudarinya meminjamkan jilbabnya’”.
Dari hadist ini dapat diketahui bahwa jilbab dituntut untuk dipakai ketika wanita keluar rumah. Jadi seorang wanita tidak boleh keluar rumah kalau tidak memakai jilbab. Dan yang namanya jilbab ialah pakaian yang menutupi mulai dari ujung rambut hingga telapak kaki. Seorang muslimah tidaklah halal dilihat oleh laki-laki yang bukan mahromnya, kecuali bila dia mengenakan khimar, disamping juga jilbab, hingga terutup rapat kepala dan lehernya. Khimar, yang dimaksud disini adalah tutup kepala, Syaikh Albani telah memeriksa pendapat para ulama salaf maupun khalaf mengenai definisi khimar, beliau mencatat lebih dari dua puluh nama ulama, yang mereka adalah para imam dan hafizh. Diantara mereka ada Abul Walid Al-Baji (wafat 474 H) yang memberikan tambahan keterangan mengenai khimar ini, semoga Alloh membalas dia dengan kebaikan, dengan perkataannya: “Tidak ada yang nampak darinya, kecuali lingkaran wajahnya.”
Namun justru saat ini, pemakaian sekaligus antara khimar dan jilbab ini sering dilalaikan oleh kebanyakan kaum wanita ketika mereka keluar rumah. Kenyataan yang ada mereka hanya memakai jilbab saja, atau hanya memakai khimar saja; bahkan, terkadang tidak memenuhi kriteria kedua-duanya. Terlebih lagi masih kita dapati, para wanita memakai kerudung tetapi masih terbuka bagian tubuh yang diharamkan oleh Alloh untuk mereka tampakkan, seperti rambut, kepala bagian depan dan leher. Yang mereka kenakan yaitu jilbab yang mereka sebut jilbab gaul atau jilbab cantik, yaitu penutup kepala yang banyak tertempel berbagai hiasan hingga menarik perhatian, dengan desain yang mengikuti mode paling kini katanya.
Padahal Alloh ta’ala telah menjelaskan hikmah dari perintah mengulurkan jilbab ini dengan firmanNya:
“Hal itu adalah agar mereka lebih mudah untuk dikenali dan tidak diganggu.” (QS. Al Ahzab:59)
Yaitu, bahwa bila seorang wanita itu memakai jilbab, bisa dimengerti bahwa dia adalah seorang wanita yang bersih, menjaga diri dan berperilaku baik. Sehingga orang-orang fasik tidak berani menggodanya dengan perkataan-perkataan yang kurang sopan. Berbeda halnya kalau dia keluar dengan membuka auratnya. Tentu dalam keadaan semacam itu dia akan menjadi incaran dan sasaran orang-orang fasik, sebagaimana yang kita saksikan dimana-mana. Sehingga kita sulit membedakan antara wanita muslimah dengan wanita-wanita kafir.
Demikian, adalah wajib bagi seluruh kaum wanita, baik yang merdeka, maupun yang budak untuk menutupkan jilbab ke seluruh tubuhnya ketika mereka keluar rumah. Maka wahai saudariku, kenakanlah jilbab sebagai bentuk keta’atanmu kepada Alloh dan RasulNya. Sungguh, perintah Alloh ta’ala akan memuliakanmu, menghindarkan dirimu dari kerusakan, menahanmu dari maksiat, melindungimu agar tidak tergelincir kepada kehinaan.[1]
Menurut Alkitab
Selain dalam Al-Qur'an dan Hadits Alkitab sendiri malah memerintahkan untuk berjilbab.
Perhatikan ayat berikut:

1 Korintus 11:5 Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan
kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan
yang dicukur rambutnya.

11:6 Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga
menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan, bahwa
rambutnya digunting atau dicukur, maka HARUSLAH IA MENUDUNGI KEPALANYA.

11:7 Sebab laki-laki tidak perlu menudungi kepalanya: ia menyinarkan gambaran
dan kemuliaan Allah. Tetapi perempuan menyinarkan kemuliaan laki-laki.

11:8 Sebab laki-laki tidak berasal dari perempuan, tetapi perempuan berasal
dari laki-laki.

11:9 Dan laki-laki tidak diciptakan karena perempuan, tetapi perempuan
diciptakan karena laki-laki.

11:10 Sebab itu, PEREMPUAN HARUS MEMAKAI TANDA WIBAWA DI KEPALANYA oleh karena para Malaikat.

11:11 Namun demikian, dalam Tuhan tidak ada perempuan tanpa laki-laki dan tidak
ada laki-laki tanpa perempuan.

11:12 Sebab sama seperti perempuan berasal dari laki-laki, demikian pula
laki-laki dilahirkan oleh perempuan; dan segala sesuatu berasal dari Allah.

11:13 Pertimbangkanlah sendiri: PATUTKAH PEREMPUAN BERDOA KEPADA ALLAH DENGAN KEPALA TIDAK BERTUDUNG..?


Staff IDI dan pembaca silahkan menilai, bagaimana ayat di atas menyatakan bahwa Wanita yang tidak menutup kepalanya dengna kerudung (bertudung) sama dengan wanita yang tidak berambut atau dicukur rambutnya.. dan sangat-sangat tidak pantas wanita tidak bertudung beroda kepada Allah.

bahkan tegas sekali wanita harus menutupi kepalanya dengan kerudung (tudung) jika tidak mau maka rambutnya harus dipotong dicukur. apakah ini bukan ketegasan?
perhatikan bagaimana Staff IDI menjelaskan soal Jilbab di atas. bandingkan dengan pernyataan ayat-ayat Alkitab ini, pembaca dapat menilai bagaimana Staff IDI hanya benar-benar ingin menyerang ajaran Islam, sementara mereka membutakan diri atas ajaran Alkitabnya. walaupun perintah Alkitab jauh lebih tegas dan keras dari pada Islam.
seperti di atas pada bagian Asal Mula Jilbab , Staff IDI mengutip Hadits yang sama sekali tidak nyambung dengan ayat atau perintah berjilbab dalam Islam. Hadits yang mereka kutip sudah mereka potong-potong. untuk yang benarnya berikut Haditsnya
Sahih Bukhari 74, Number 257:

Dikisahkan oleh 'Aisha: 'Umar bin Al-Khattab sering berkata kepada Rasul Allah, "Suruhlah istri2mu mengenakan kerudung." Tapi Sang Rasul tidak melakukan hal itu. Istri2 Nabi biasa buang hajat hanya di waktu malam saja di Al-Manasi.' Suatu kali, Saodah, anak perempuan Zam'a keluar dan dia adalah wanita yang tinggi. 'Umar bin Al-Khattab melihatnya dan berkata, "Aku tahu itu kamu, wahai Sauda!" Dia ('Umar) berkata begitu karena dia ingin ada perintah illahi tentang pemakaian kerudung (hijab bagi wanita). Maka Allah menurunkan ayat pengerudungan. (Al-Hijab; seluruh tubuh ditutupi termasuk mata)
(Lihat Hadis nomer 148, volume 1).

selanjutnya Hadits itu sama sekali tidak berkaitan dengan perintah berjilbab. tapi itu merupakan khabar soal istri Nabi yang buang air / hajat pada malam hari, dan tidak berjilbab. padahal ketika itu belum turun perintah Allah tentang wajibnya berjilbab. Sangat aneh sekali menyimpulkan seluruh fungsi Jilbab dengan dasar istri Nabi yang keluar pada malam hari tanpa berjilbab lalu dilihat oleh shahabat lantas di terjemahkan atau disimpulkan Jilbab hanya untuk menutupi ketika buang air, atau keluar malam seperti yang dijelaskan Staff IDI di atas.


Padahal hikmah berjilbab sangat banyak dan diantaranya sudah saya paparkan di atas. bahwa Jilbab meninggikan dan memuliakan wanita. menjaga kehormatannya.

Keselamatan itu datang dari Allah bukan dari Nabi Isa atau pun Yesus. Jilbab adalah salah satu alat untuk mengantarkan seorang Hamba kepada keselamatan
di atas Staff IDI dengan pedenya mengatakan bahwa Jilbab itu tidak menyelamatkan, tapi Isalah yang menyelamatkan. apakah Staff IDI pernah bertanggung jawab atas klaim Isa menyelamatkan selama ini dalam setiap tulisannya? Staff IDI hanya bisa memberikan klaim namun kosong dari pembuktian. baik dalam Al-Qur'an maupun ALkitab, Isa atau Yesus sama-sama tidak dapat memberikan keselamatan, karena keselamatan hanya datang dari Allah. Yesus memang menyebut dirinya sebagai juru selamat, tapi juru selamat ini adalah sebagai nabi Allah. karena Nabi Allah adalah penyampai kebenaran dari Allah, maka wajar ia disebut juru selamat. meskipun Yesus adalah juru selamat tidak berbarti Yesus dapat menyelamatkan siapa saja. akan tetapi Yesus atau pun Isa menyatakan dirinya hanya juru selamat bagi bangsa Israel saja. bukan seluruh umat manusia. dan keselamatan itu senidri datang dari usaha manusia itu sendiri, bukan ditebus oleh Yesus atau Isa. karena Yesus atau Isa tidak pernah terbukti mati disalib. dan tidak pernah terbukti penebusan dosa itu ada. apalagi cerita Injil Kanonik soal kebangkitan Isa yang penuh dengan distorsi.
maka ada baiknya Staff IDI berpikir ulang atas klaimnya Isa dapat menyelamatkan.

Jilbab memang tidak dapat menyelamatkan. tapi Jilbab merupakan bagian dari rangkaian upaya keselamatan, karena keselamatan baik dalam AL-Qur'an maupun ALkitab adalah yang mengikuti segala aturan dan perintah Allah. di dalam Alkitab disebutkan mengikuti kehendak Bapa di sorga.

maka salahs satu aturan dan perintah Allah adalah berjilbab. maka dengan berjilbab maka wanita melakukan kehendak Allah atau melaksanakan perintah Allah. dan tentu dengan mengikuti perintah ALlah dapat mengantarkan manusia itu kepada keselamatan. justru keingkaran atau pengingkaran ajaran Allah akan berakibat manusia itu akan dihukum dan dihakimi karena tidak mentaati perintah Allah.

Wallahu A'lam Bis Showab.





-----------------------------------------------
[1] Disarikan dari Kitab Terjemahan, Jilbab Mar’ah Muslimah (Jilbab Wanita Muslimah), Penulis; Muhammad Nashiruddin Al Albani, Penerbit; Al Maktabah Al Islamiyah.





1 Response to "Jilbab dan Wanita Muslimah"

  1. Staff IDI hanyalah kumpulan orang2 yg pengecut. hanya berani dibalik layar dan tidak berani bertanggung-jawab sama sekali.

    BalasHapus